AS memanggil duta besar China terkait teori konspirasi COVID-19

Seorang pejabat Cina terkemuka mendapat kecaman setelah mempromosikan teori konspirasi bahwa militer Amerika Serikat mungkin yang membawa virus corona ke China.

Chinese Foreign Ministry spokesman Zhao Lijian speaks at a press conference in Beijing on March 5, 2020. (Kyodo via AP Images) ==Kyodo

Source: AAP

Amerika Serikat pada Jumat 13 maret memanggil duta besar China setelah seorang pejabat senior di Beijing mengirim tweet "konyol" yang menyarankan bahwa militer AS yang memulai pandemi COVID-19, kata Departemen Luar Negeri.

David Stilwell, diplomat top AS untuk Asia, mengeluarkan "pernyataan tegas" kepada Duta Besar China, Cui Tiankai sehari setelah juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian men-tweet teori konspirasi.

"China berusaha untuk menepis kritikan atas perannya dalam memulai pandemi global dan tidak memberi tahu dunia," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.

"Menyebarkan teori konspirasi itu berbahaya dan konyol. Kami ingin memberi tahu pemerintah bahwa kami tidak akan mentolerirnya, demi kebaikan rakyat China dan dunia," kata pejabat itu.

Zhao, dalam tweet dalam bahasa Mandarin dan Inggris yang memperoleh daya tarik luas di media sosial China, sehari sebelumnya menyarankan bahwa "pasien noler nol" dalam pandemi global itu mungkin berasal dari Amerika Serikat - bukan kota metropolitan China di Wuhan, tempat kasus pertama kali dilaporkan pada akhir 2019.

Tourists with face mask walk the Brooklyn Bridge on Saturday afternoon in New York.
Tourists with face mask walk the Brooklyn Bridge on Saturday afternoon in New York. Source: AAP
"Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Bersikaplah transparan! Jadikan data Anda publik! AS berutang penjelasan kepada kami," tweet-an Zhao, yang dikenal dengan pernyataan provokatifnya di media sosial.

Komentarnya muncul ketika pemerintahan Presiden Donald Trump, yang menghadapi kritik yang semakin besar atas tanggapan terhadap perebakan virus korona di negara itu sendiri, semakin menyoroti asal-usul asing penyakit itu, dengan Sekretaris Negara Mike Pompeo menjulukinya "virus Wuhan."
Cui, berbeda dengan Zhao, dikenal karena pendekatan diplomatiknya. Sehari sebelum dia dipanggil, Cui men-tweet bahwa Cina berharap untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk melawan COVID-19 untuk "masa depan bersama yang lebih makmur."

Para ilmuwan secara luas percaya bahwa pandemi itu dimulai di sebuah pasar di Wuhan yang menjual hewan eksotis untuk konsumsi manusia.

Trump, yang sedang berbicara kepada wartawan untuk mengumumkan keadaan darurat atas pandemi itu, juga menolak teori konspirasi Cina ketika ditanya tentang hal itu.
"Mereka tahu dari mana asalnya. Kita semua tahu dari mana asalnya," kata Trump, yang juga menyuarakan keyakinan bahwa pertikaian itu tidak akan mempengaruhi kesepakatan fase pertama untuk menyelesaikan perang dagang.

Teori konspirasi semakin merajalela

Teori konspirasi telah disebarluaskan melalui media sosial karena virus corona novel ini membawa dampak besar, dengan lebih dari 5.300 orang meninggal dan 140.000 terinfeksi di seluruh dunia.
Para pejabat AS sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa Rusia secara sistematis menyebarkan informasi yang salah dalam upaya merusak reputasi AS, dengan mengoordinasikan pos-pos Facebook dan Twitter yang menyarankan bahwa Amerika Serikat berada di belakang virus corona novel.

Rusia membantah bertanggung jawab atas upaya media sosial, yang megingatkan kembali kampanye mantan Uni Soviet pada 1980-an untuk menghubungkan HIV dengan pemerintah AS.

Mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, telah menulis kepada Organisasi Kesehatan Dunia untuk mendesak penyelidikan ke dalam "perang biologis melawan kemanusiaan," yang mempertanyakan mengapa musuh-musuh AS, yaitu Cina dan Iran begitu terpukul.

Italia, sekutu dekat AS, secara resmi memiliki kasus COVID-19 terbanyak setelah China.


 

 


Share
Published 17 March 2020 6:02pm
By SBS News
Presented by Ricky Onggokusumo
Source: AFP, SBS


Share this with family and friends