Sangat populer di negara tuan rumah, bulutangkis telah menarik ribuan penonton - dan jutaan lainnya di televisi - membuatnya termasuk yang paling banyak ditonton dalam acara yang mempertandingkan 45 cabang olahraga dan 167 nomor yang berlangsung selama dua minggu tersebut.
Bahkan Presiden Joko Widodo ikut hadir pada hari Selasa untuk menonton pahlawan lokal Jonatan Christie memenangkan medali emas di tunggal putra, menjadikan pertandingan ini salah satu dari hanya beberapa acara saja yang Beliau hadiri.
Dengan kapasitas 7.000 penonton, stadion bulutangkis menjadi lautan merah dan putih selama berhari-hari - warna nasional Indonesia - ditambah juga dengan hadirnya para pendukung dari India dan Cina.
Indonesia telah menampilkan performa yang sangat baik dalam Asian Games kali ini - baik dalam nomor individu maupun tim - bahkan melampaui prestasi Cina yang biasanya mendominasi ajang ini.
Dengan para pendukung yang berteriak di hampir setiap saat, atmosfer jalannya pertandingan bisa menjadi agak menakutkan bagi para pemain lain.
"Situasi ini agak sulit dan Anda perlu sangat memusatkan perhatian ketika pemain Indonesia sedang bermain di lapangan lainnya dan para penonton berteriak mendukung," kata Saina Nehwal dari India, mantan petenis nomor satu dunia, setelah menyelesaikan pertandingan pekan ini.
Indonesia memiliki rekam jejak keberhasilan di kompetisi bulutangkis internasional dan telah memenangkan 26 medali emas dalam bulutangkis selama 15 versi Asian Games.
Ketika ditanya apakah penonton telah membantu penampilannya di final melawan Chou Tien-chen asal Taiwan, Christie menjawab: "Pasti, bukan hanya para penonton, tetapi juga nenek saya, orang tua dan semuanya yang mendukung saya. Terima kasih, karena Anda saya bisa melakukannya."
Medali emas cabang bulutangkis tunggal putra dimenangkan oleh Jonatan Christie dari Indonesia. Sementara untuk peraih medali perak adalah Chou Tienchen asal Taiwan. Medali perunggu masing-masing diraih oleh pebulutangkis Jepang Kenta Nishimoto dan Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia.
(Additional reporting by Sudipto Ganguly and Tabita Diela; Editing by Nick Mulvenney)