Keamanan telah ditingkatkan sejak kepala Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan, Wiranto, ditikam oleh seorang tersangka militan minggu lalu ketika dalam kunjungannya di daerah Banten.
Negara Asia Tenggara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia itu, juga menyaksikan demonstrasi anti-pemerintah, yang dipimpin oleh para mahasiswa, yang kadang-kadang berubah menjadi kekerasan, dalam beberapa pekan terakhir di Jakarta dan kota-kota lain.
Argo Yuwono, juru bicara kepolisian Jakarta, mengatakan keputusan untuk tidak mengeluarkan izin untuk demonstrasi dimaksudkan "untuk mempertahankan martabat negara", terutama mengingat pelantikan akan dihadiri oleh para pemimpin asing.
Sejak upaya penusukan Menko Polhukam Wiranto, pihak berwenang telah meningkatkan keamanan bagi para pejabat. Polisi mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menangkap 22 tersangka militan di berbagai tempat sebagai bagian dari serangan preventif oleh unit anti-terorisme.
Secara terpisah, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri BRIGJEN Dedi Prasetyo mengatakan polisi telah menangkap dua anggota kelompok militan yang terkait dengan Negara Islam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang merencanakan pemboman bunuh diri di kota Solo dan Yogyakarta.
Namun ia mengatakan plot itu tidak terkait dengan pelantikan Presiden.
National Police head spokesman Dedi Prasetyo. Source: DivHumasPolri / Facebook
Prasetyo mengatakan 31.000 orang militer dan polisi akan menjaga pelantikan Widodo, yang memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan April lalu, dengan para pemimpin dari negara-negara tetangga seperti Australia dan Malaysia diperkirakan akan hadir.
Indonesia telah memperketat undang-undang anti-terorisme setelah serangkaian pemboman bunuh diri terkait dengan kelompok JAD menewaskan lebih dari 30 orang di kota Surabaya tahun lalu.