LSM: Penyelundup menyandera hampir 300 pengungsi Rohingya yang baru mendarat di Aceh selama enam bulan di laut

Hampir 300 pengungsi Rohingya yang diyakini telah berada di lautan selama enam bulan mendarat di Provinsi Aceh, sebanyak 181 orang adalah perempuan dan 14 anak.

Nearly 300 Rohingya refugees land in Indonesia's Aceh

Nearly 300 Rohingya refugees land in Indonesia's Aceh Source: Reuters

Hampir 300 pengungsi Rohingya mendarat di Pantai Ujung Blang, Lhokseumawe Aceh pada Senin (7 September) dini hari.

Mereka diyakini telah berada di lautan selama enam bulan.

Polisi mengatakan kapal kayu yang membawa pengungsi terlihat oleh nelayan setempat beberapa kilometer dari lepas pantai Lhokseumawe.






“Berdasarkan data terakhir ada 297 orang Rohingya, 181 di antaranya adalah wanita dan 14 anak," kata Kapolsek Banda Sakti Iptu Irwansyah seperti dikutip Reuters.

Junaidi Yahya, ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Lhokseumawe mengatakan kelompok itu telah ditampung di suatu tempat sementara.

“Kami berharap mereka bisa dipindahkan ke pusat evakuasi hari ini, tapi kesehatan mereka, terutama terkait dengan COVID-19 adalah perhatian utama kami," kata Yahya.

Di antara pengungsi seorang anak berusia 13 tahun dalam keadaan sakit dan menurut polisi telah dibawa ke rumah sakit.

Sebelumnya, pada bulan Juni nelayan Aceh menyelamatkan lebih dari 100 pengungi Rohingya, termasuk 79 perempuan dan anak, setelah otoritas keamanan mendesak mereka keluar dari perairan Indonesia.

Orang Rohingya selama bertahun-tahun menyelamatkan diri dari persekusi di Myanmar dan kamp pengungsian di Bangladesh dengan menumpang kapal untuk mencari suaka di negara Asia Tenggara lainnya.

Chris Lewa, direktur Arakan Project, lembaga nirlaba yang menangani krisis Rohingya mengatakan pengungsi yang tiba di Aceh pada Senin telah bertolak dari Bangladesh selatan pada akhir Maret atau awal April, untuk menuju Malaysia.

Tapi otoritas Malaysia dan Thailand mendesak mereka berbalik, kata Lewa, karena perbatasan diperketat akibat pandemi corona.

Penyelundup membagi pengungsi ke beberapa perahu, yang beberapa berhasil mendarat di Malaysia dan Indonesia pada bulan Juni, tapi ratusan orang lainnya terombang-ambing di lautan hingga Minggu malam.

Lewa mengatakan penyelundup menghubungi keluarga mereka untuk meminta pembayaran beberapa minggu sebelum mereka dibawa ke pantai.

“Tampaknya penyelundup tidak mau menurunkan mereka karena belum semua membayar... Pada dasarnya mereka menyandera para pengungsi di kapal,” kata dia.





Share
Published 8 September 2020 2:55pm
Updated 8 September 2020 3:01pm
Source: Reuters

Share this with family and friends