Tsunami Melanda Banten dan Lampung

Tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi Anak Krakatau menghantam pantai-pantai di daerah sekitar Selat Sunda Indonesia. Setidaknya 43 orang telah tewas dan lebih dari 550 orang terluka akibat tsunami itu.

Damage from the tsunami.

Damage from the tsunami. Source: Twitter - Sutopo Purwo Nugroho

Situs web berita Indonesia menggambarkan orang-orang berlarian ketakutan dari gelombang setinggi 5 meter setelah tsunami melanda pada pukul 9:30 pada Sabtu malam 22 Desember 2018.

Pantai-pantai di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra, di Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang adalah daerah yang paling parah terkena dampaknya.  Banyak orang tewas termasuk turis dari Jakarta.

Lusinan bangunan rusak, kata Badan Mitigasi Bencana Indonesia. Korban tewas kemungkinan akan bertambah.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan kepada SBS News, "Kedutaan Besar Australia di Jakarta sedang membuat pertanyaan mendesak untuk menentukan apakah ada warga Australia yang terkena dampak gelombang pasang yang menerjang pantai di daerah Selat Sunda".

Beberapa anggota band pop Jakarta Seventeen, yang tampil di Tanjung Lesung Beach Resort, masih hilang setelah tsunami, Tribunnews melaporkan.

82b3a233-b978-4a5f-a15e-a523a5fcee63
An unverified photo of the tsunami. Facebook - Øystein Lund Andersen

 

Badan Mitigasi Bencana mengatakan tsunami mungkin disebabkan oleh tanah longsor dari letusan gunung berapi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.

"Dua kombinasi itu menyebabkan tsunami mendadak yang menghantam pantai," kata badan itu.

Dalam sebuah posting Facebook, agensi itu mengatakan Kabupaten Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang adalah daerah yang paling parah.

"Area yang terkena dampak parah adalah Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," katanya.

Fotografer gunung berapi Norwegia Oystein Andersen berada di pantai mengambil foto gunung berapi setelah letusan sebelumnya ketika gelombang datang.

"Saya harus berlari, ketika ombak melewati pantai dan mendarat 15-20 m ke daratan," tulis Andersen di Facebook.

"Gelombang berikutnya memasuki area hotel tempat saya menginap dan menghantam mobil di jalan di belakangnya.  Berhasil mengungsi dengan keluarga saya ke tanah yang lebih tinggi melalui jalan setapak dan desa, di mana kami dirawat oleh penduduk setempat. Kami tidak terluka, syukurlah. "

Video yang diposting di media sosial menunjukkan jalan banjir, mobil terbalik dan orang-orang berlari menaiki tangga untuk menghindari gelombang.






Share
Published 23 December 2018 2:25pm
By SBS News
Source: SBS


Share this with family and friends