Disebut Tak Akan Kalahkan Kemacetan, MRT Pertama di Indonesia Akan Beroperasi Bulan Depan

Setelah lebih dari 30 tahun sejak pertama kali dicetuskan bahwa kota besar di Indonesia perlu memiliki sistem transportasi bawah tanah, Jakarta kini akhirnya memiliki jaringan MRT yang dijadwalkan beroperasi pada akhir Maret.

Jakarta Citizens Tried Mass Rapid Transit

The Mass Rapid Transit (MRT) facility in Jakarta is ready for use so that it can be operated in March 2019. Source: Dasril Roszandi/NurPhoto via Getty Images

Jakarta menyambut hadirnya Mass Rapid Transit (MRT) pertama di negeri itu yang disebut juga sebagai kereta Moda Raya Terpadu, diberi nama 'Ratangga' yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti kereta perang dan identik dengan kekuatan dan bersifat pejuang.

Fase pertama proyek yang dimulai pada tahun 2013 dan menghubungkan Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan stasiun bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat saat ini telah 99 persen rampung.

Pada tahap ini, MRT Jakarta sebagaimana disebutkan dalam  sedang melakukan uji coba penuh serta pelatihan operasi darurat yang melibatkan para pemangku kepentingan terkait, termasuk polisi, militer, tim pemadam kebakaran dan penyelamatan serta layanan kesehatan hingga 11 Maret.

Jakarta, yang pada tahun 2015 berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, dinilai terlambat dalam menyediakan layanan transportasi massal yang cepat, mudah dan terjangkau layaknya London, New York dan Tokyo.

"Bahkan sejak dicetuskan pembangunan suatu sistem transportasi bagi kota besar pada tahun 1986 yang termasuk jaringan rel bawah tanahnya, baru tereksekusi pada dekade 2000-an. Namun tranportasi model ini memang harus dieksekusi mengingat kondisi kemacetan di Jakarta," dari Institut Studi Transportasi (Instra) di Indonesia Deddy Herlambang.
Motorists sit in a heavy traffic during the afternoon rush hour in Jakarta on February 21, 2019.
Motorists sit in a heavy traffic during the afternoon rush hour in Jakarta on February 21, 2019. Source: BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Dilaporkan bahwa satu rangkaian kereta bisa mengangkut penumpang .‎ Pada awal pengoperasiannya yang dijadwalkan pada akhir Maret 2019, MRT Jakarta sebagai pelaksana proyek menargetkan mampu mengangkut sekitar 65 ribu penumpang per hari. Jumlah ini diharapkan terus meningkat hingga 130 ribu penumpang per hari.‎

"Dan itu jumlah yang memindahkan orang 130 ribu orang per hari secara signifikan akan bisa mulai mengatasi penurunan kendaraan yang masuk ke kota dari arah selatan," ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar.

Sebelumnya, Mr Sabandar mengatakan dalam wawancara dengan bahwa MRT sendiri tidak dapat menyelesaikan kemacetan Jakarta yang menyebabkan kerugian hingga Rp 60 triliun (6 billion dolar) per tahun.  

"Harus ada pengintegrasian kereta cepat ringan (light rail transit/ LRT), pedestrian jalan yang enak, ruang bersepeda yang baik, kebijakan penerapan jalan berbayar (electronic road pricing), dan peningkatan nilai parkir. Jadi semua pekerjaan ini terintegrasi. Barulah kemacetan bisa diatasi," jelasnya.

PT MRT Jakarta membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk ikut dalam uji coba tanpa dipungut biaya, dimulai pada 12 Maret 2019 nanti, dengan cara mendaftar melalui .

Share
Published 28 February 2019 12:44pm
Updated 1 March 2019 9:43am
By Tia Ardha


Share this with family and friends