Masyarakat adat Indonesia mengenal puasa sejak sebelum agama dari kawasan Timur Tengah, seperti Islam atau Kristiani, masuk ke Nusantara.
Masyarakat Jawa misalnya, mengenal tuntutan poso.
Ritual ini dijalani sebagai laku prihatin, atau tindakan menekan hawa nafsu, untuk tujuan tertentu. Di masa lalu, pasa atau puasa ada yang bertujuan untuk mencapai keinginan, untuk kesaktian, kesuksesan dan lain sebagainya.
Sejarawan dan arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, menjelaskan mengenai ritual pasa atau puasa dalam masyarakat Jawa. Dia mengatakan, ritual pasa atau puasa ini membuat agama-agama baru yang datang belakangan, seperti Islam, lebih mudah diterima karena masyarakat Jawa sudah mengenal puasa sebelumnya.