Prevalensi stunting saat ini di Indonesia ada di kisaran 27 persen, artinya satu diantara empat anak di Indonesia mengalaminya. Ada target menurunkan angka itu ke 14 persen pada 2024, dan bahkan 0 persen pada 2030. Anggaran yang cukup besar disiapkan untuk itu.
Nusa Tenggara Timur adalah provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Banyak upaya dilakukan, baik oleh pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli. Salah satu lembaga yang perhatian dalam isu ini di NTT, adalah LSM Ayo Indonesia di Manggarai. Direktur Yayasan Ayo Indonesia, Tarsisius Hurmali mengungkapkan, ada masalah sosial budaya yang membuat kasus stunting di NTT tinggi. Salah satunya adalah kecenderungan masyarakat yang keliru memanfaatkan uang, untuk keperluan terkait kebiasaan di masyarakat, dibanding memanfaatkannya untuk sektor kesehatan.