Pendekatan Keamanan Panglima TNI Baru di Papua: Bagaimana Respon Masyarakat?

Former Indonesia National Armed Forces Chief, Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto (R) shakes hands with his successor General Andika Perkasa (L), who was appointed as the new armed forces chief, during a handover ceremony at the Indonesian Military Headquart

Former Indonesia National Armed Forces Chief, Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto (R) shakes hands with his successor General Andika Perkasa (L). Source: AAP Images/REUTERS POOL/EPA/WILLY KURNIAWAN/POOL

Panglima TNI yang baru menjabat mulai bulan November lalu, Jenderal Andika Perkasa, menjanjikan pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah Papua yangmana salah satu masalah utamanya adalah keamanan. Bagaimana advokat HAM melihat pendekatan tersebut?


Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menjanjikan pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah Papua.

Jenderal Andika sendiri, baru saja melakukan kunjungan ke wilayah tersebut pada 21-23 Desember lalu, khususnya ke Manokwari dan Sorong. Semua pihak berharap, komitmen tersebut bukan hanya ucapan saja tanpa kenyataan, karena Papua sudah terlalu lama menderita.

Salah satu masalah utama di Papua adalah keamanan. Selama ini, pemerintah melalui TNI merespon isu ini dengan pendekatan keamanan berupa operasi militer. Pos-pos militer baru juga terus didirikan di seluruh wilayah Papua, meski mengundang penolakan warga setempat.

Yohanis Mambrasar, advokat hak asasi manusia dan PAHAM Papua memaparkan pandangan dia tentang pendekatan baru Jenderal Andika Perkasa, termasuk harapan penarikan pasukan organik, dan peninjauan kembali rencana pendirian pos-pos miilter baru di tanah Papua.



Share