Dengan Banyaknya WNI di Sydney Belum Mencoblos, Mungkinkah Ada Pemilu Susulan?

Panwaslu memperkirakan sebanyak 1.400 WNI di wilayah Sydney belum memberikan hak suaranya untuk Pemilu 2019 karena membludaknya jumlah pemilih khusus dan hanya tersedia waktu satu jam untuk mencoblos.

Indonesian election in Sydney

Antrian pemilih di luar gedung TPS Town Hall Source: SBS Indonesian

Pemilihan langsung Presiden dan legislatif Indonesia bagi WNI yang berada di Australia telah dilangsungkan pada hari Sabtu, empat hari lebih awal dari pelaksanaan di Indonesia.

Menurut catatan PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) Sydney - yang meliputi wilayah New South Wales, Queensland dan South Australia - pemungutan suara tersebar di 22 TPSLN (Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri) dengan 4 TPSLN berlokasi di KJRI Sydney, 5 di Sydney Town Hall, 3 di Marrickville Community Centre, 3 di Yagoona Community, 3 di Good Luck Plaza, 2 berlokasi di Sherwood State School-Brisbane serta 2 lainnya di Adelaide State Library. 

Secara umum proses pelaksanaan dilaporkan berlajan lancar, kecuali beberapa isu yang terjadi di wilayah Sydney khususnya yang berkaitan dengan banyaknya DPK yang tidak mendapatkan kesempatan mencoblos.
DPK, Daftar Pemilih Khusus, adalah WNI yang tidak mendaftarkan diri sebelumnya atau mendaftarkan diri - baik secara online maupun secara langsung - setelah 12 Desember untuk mengikuti Pemilu. 

"Jadi total DPK sampai April yang kita daftar itu sudah hampir mencapai 2000," ujar Ketua PPLN Sydney Mr Heranudin saat dihubungi SBS Indonesian.

Mr Heranudin mengatakan pihaknya telah menyampaikan informasi mengenai banyaknya jumlah DPK ini kepada KPU dan menanyakan mengenai alokasi surat suara bagi mereka.

"Apakah ada alokasi surat suara?" kata Mr Heranudin. "Ternyata dari KPU menyampaikan tidak ada untuk DPK. Jadi kita mengikuti aturan tersebut."
Ketua Panwaslu Sydney Endi Dharma mengatakan bahwa sehari sebelum Pemilu dilaksanakan, ia melakukan video conference dengan Panwaslu Pusat khususnya kawasan Asia Pacific dan membahas terkait antisipasi ledakan last-minute bagi DPK khususnya untuk di TPS Town Hall, Marrickville dan KJRI.

Meski tidak diketahui jumlah pasti, Endi Dharma mengatakan bahwa ia memperkirakan jumlah pemilih yang telah mengantri tetapi belum dilayani untuk seluruh wilayah Sydney ada sekitar 1.400 orang - jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari perkiraan total 700 pemilih yang disampaikan oleh Ketua PPLN Heranudin. 

Kepada SBS Indonesian Mr Dharma mengatakan bahwa jumlah DPK yang ditemui di lapangan ternyata lebih banyak dari yang diperkirakan sehingga jendela satu jam pemilihan tidaklah cukup bagi semua.
Lalu apa yang diusahakan panitia untuk mengatasi masalah ini?

Mr Dharma mengatakan proses pemilihan dipercepat dalam satu jam terakhir untuk DPK, khususnya untuk TPSLN Town Hall.

"Karena ini DPK jadi tidak perlu pendataan lagi lewat sistem, ujarnya. "Saya di situ tekankan supaya ritme nya lebih cepat. Kalau sebelumnya kan satu orang kita perhitungkan dua sampai tiga menit. Nah saat itu mungkin [hanya] satu menit.

"Saya rasa sudah cukup seimbang yang kami lakukan.. dari PPLN dan Panwaslu juga ikut membantu proses itu."
Indonesian election in Sydney
Banyaknya antrian pemilihdi TPS Town Hall Sydney yang belum dapat memasuki gedung pemilihan Source: SBS Indonesian
Mr Dharma mengatakan bahwa kekacauan ini juga dikarenakan kesalahan para calon pemilih sendiri.

"Ini juga suatu peringatan untuk para pemilih.. dimohon yang akan datang tidak seperti begitu, hanya menunggu di last minute," ujarnya. "Sedangkan mereka itu DPK yang tidak tercatat sama sekali.

"Banyak waktu sudah mengadakan sosialisasi, warung PPLN, maksudnya untuk menampung barangkali siapa yang belum terdata. di WA grup juga.. di Facebook.. untuk membuka barangsiapa belum mendaftarkan diri. Sebenarnya waktu [untuk mendaftar] cukup banyak."
Indonesian election in Sydney
Ketua PPLN Sydney, Mr Heranudin (batik pink) menjawab kebingungan calon pemilih Source: SBS Indonesian
Ketika ditanya tentang adanya petisi yang meminta pemilihan ulang untuk wilayah Sydney, Mr Dharma mengatakan sejauh ini belum ada yang menyampaikan hal petisi tersebut secara langsung kepadanya, tetapi pihak panitia telah mempertimbangkan mengenai pemilihan susulan ini. 

"Jadi dari Panwaslu mengajukan ke Bawaslu, dari PPLN juga mengajukan ke KPU," ujarnya. "Sama-sama waktu itu. Rupanya dari KPU sudah ada sign hijau. hari ini rupa-rupanya saya melihat ini ada sign hijau."

"Tinggal menunggu sinyal dari Bawaslu." 

Mr Dharma menambahkan bahwa Senin malam pihak Panwaslu kembali melakukan koordinasi, mencari kepastian akankah ada pemilihan susulan di Sydney bagi DPK yang belum sempat mencoblos.

 

Share
Published 15 April 2019 1:17pm
Updated 29 August 2023 10:34am
By Tia Ardha


Share this with family and friends