Arak Bali: Gubernur Akan Legalkan Minuman Keras Produksi Lokal dengan Tujuan Pasar Dunia

Gubernur Bali mengatakan bahwa ia akan melegalkan produksi dan penjualan arak, minuman keras tradisional Bali yang disuling dari beras atau kelapa sawit.

Arak, Bali's traditional alcoholic drink

Arak, Bali's traditional alcoholic drink Source: Wikimedia Commons/Bapak Alex/CC BY-SA 3.0; Wikimedia Commons/Li Tsin Soon/CC BY-SA 2.0

“Yang bener aja, masak minum bir boleh, minum arak gak boleh," Gubernur Bali Wayan Koster diberitakan bertanya saat  "Yang punya kita tidak boleh dipakai, yang dari sana (luar) boleh dipakai. Cerita dari mana?”

Arak, yang disuling dari beras ataupun kelapa sawit, merupakan minuman tradisional Bali yang mengandung alkohol bahkan hingga 50 persen. Minuman ini biasa digunakan sebagai suguhan masyarakat setempat dan juga bagian dari berbagai upacara adat.

Namun, pengembangan minuman ini terhambat oleh Peraturan Presiden (Perpres) yang menyatakan bahwa industri minuman beralkohol termasuk dalam kategori DNI - daftar bisnis dimana investasi besar dilarang di Indonesia.

Kategorisasi DNI didasarkan pada kriteria termasuk kesehatan, moral, budaya, lingkungan, pertahanan dan keamanan nasional, dan kepentingan nasional lainnya.
Namun nampaknya Mr Koster serius dengan pemikiran ini. Diberitakan bahwa pada saat ini pihaknya tengah dalam kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk merevisi Peraturan Presiden (Perpres) terkait dengan DNI tersebut.

“Arak ini akan saya legalkan. Ini bagaimana ya, masak miras boleh di-import tapi araknya tidak boleh berjalan di sini. Ini logika regulasi dari mana, saya kira yang menyusun ini yang salah. Jadi kita mau legalkan aja (arak) ini,” kata Mr Koster.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali bahwa gubernur ingin agar dapat mengembangkan minuman arak guna mengangkat produk lokal.

Sebelumnya, pemikiran yang serupa untuk mengangkat potensi arak Bali ke dunia internasional juga disampaikan oleh salah satu pendiri Balabec (Bali Local Alcoholic Beverage Control), Ketut Darmayasa. 

“Kami ingin arak Bali ini menjadi spirit ketujuh" ungkapnya. "Di dunia sekarang ada 6 spirit yaitu, wisky, vodka, rum, gin, brandy, dan tequila. Kenapa Bali, yang merupakan destinasi dunia tidak memiliki maskot minuman?”

Apakah arak aman dikonsumsi?

Tanpa proses produksi yang diatur dalam perundangan, arak, yang dijual secara ilegal dengan harga sekitar Rp. 100.000 (AUD$10), sering mengandung jumlah 

Metanol secara tidak sengaja bisa diproduksi selama proses fermentasi yang dilakukan untuk menghasilkan etanol ketika suhu suling melebihi batas tertentu dan dapat menyebabkan cedera serius jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Departemen Luar Negeri Australia memperingatkan para wisatawan khususnya yang mengunjungi Bali dan Lombok agar berhati-hati dalam mengkonsumsi minuman beralkohol yang terkontaminasi, karena beresiko sakit hingga kematian.

"Pertimbangkan risiko ketika meminum minuman beralkohol, terutama koktail dan minuman spirit,'" tulis  tersebut. "Minum hanya di tempat yang memiliki ijin jelas. Hindari minuman beralkohol produksi rumahan. Label pada botol tidak selalu akurat."

Dilaporkan bahwa pada bulan September, pemain rugby asal Selandia Baru yang tinggal di Perth bernama Michael Denton setelah meminum cocktail yang mengandung methanol in Bali. 

Sementara itu seorang remaja asal Newcastle Jackson Tuckwell setelah keracunan minuman saat merayakan Schoolies di Bali pada tahun 2014.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa dirinya (Pergub) jika usulan revisi Perpres tidak disetujui oleh Presiden.

Dirinya yakin pengolahan arak di Bali sudah cukup bagus, meski belum difasilitasi oleh pemerintah.

"Kalau ini difasilitasi dengan teknologi pengolahan yang lebih bagus, saya kira kualitasnya akan lebih baik lagi,” ungkap Mr Koster.

Share
Published 13 February 2019 2:23pm
Updated 13 February 2019 4:26pm
By Tia Ardha


Share this with family and friends