Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pemerintahnya serius dengan rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta yang tenggelam dan macet.
Jokowi mengatakan pada hari Selasa bahwa ia sedang dalam perjalanan ke pulau Kalimantan untuk memeriksa situs potensial untuk ibu kota yang baru.
"Pemerintah serius tentang pemindahan ibu kota negara," kata Jokowi di akun Twitter resminya.
"Sejak tahun lalu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah melakukan studi tentang aspek ekonomi, sosial-politik dan lingkungan dari rencana tersebut," ungkapnya.
Ia mengatakan ada tiga daerah yang telah menawarkan tanah untuk digunakan guna mengembangkan ibu kota baru, tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Kota Palangkaraya di Kalimantan telah dianggap sebagai ibu kota masa depan negara itu, dengan para ahli mengatakan bahwa tidak seperti daerah lain di Indonesia, kota itu tidak rentan akan terjadinya gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan pekan lalu bahwa langkah pemindahan ini bisa memakan waktu 10 tahun dan biaya hingga $USD 33 miliar ($AUD 47 miliar).
Pemerintah telah menyebut kemacetan lalu lintas, seringnya banjir serta penurunan tanah yang lebih cepat sebagai pertimbangan utama untuk pemindahan ini.
Sekitar 40 persen dari Jakarta, kota metropolitan yang berpenduduk 10 juta orang, kini berada di bawah permukaan laut.
Wilayah Jakarta yang lebih besar termasuk kota-kota satelit adalah rumah bagi 30 juta orang.
Pemerintah telah mengatakan bahwa kerugian ekonomi disebabkan oleh kemacetan lalu lintas kota diperkirakan mencapai 100 triliun rupiah ($AUD 10 miliar) per tahun.