Seberapa Lezatnya Rempeyek Kacang? Koki Rumahan Ini Membuktikannya pada Penonton Australia dan Dunia

Tati MasterChef

MasterChef Australia's contestant, Tati Carlin, consistently wants to showcase authentic and exotic Indonesian foods. Source: MasterChef Australia

Dengan mimpi untuk memperkenalkan masakan otentik tradisional Indonesia ke khalayak yang lebih luas, Tati Carlin bersedia berbagi resep rahasia yang dipelajarinya dari sang nenek kepada masyarakat dunia.


Tati Carlin dengan cepat dikenal sebagai 'Tati Satay' karena sate hasil masakannya ini diakui lezat oleh para juri dan membawanya lolos audisi MasterChef Australia seri 11 tahun 2019.
Tati MasterChef
Indonesian chicken satay got her the MasterChef's apron. (Photo credit: MasterChef Australia) Source: MasterChef Australia
Tetapi sate bukanlah yang menjadi alasan perempuan asal Banjarnegara ini dipanggil untuk audisi. Kontestan yang tinggal Sassafrass - 65 menit dari Melbourne - ini mengaku kaget ketika ia mendapat telepon dari pihak MasterChef hanya satu hari setelah mendaftar.  

Ia mengatakan keeksotisan foto nasi liwet Solo buatannya yang dikirimkan ke pihak panitia untuk seleksi awal lah yang memungkinkannya terpilih untuk audisi. 

"I thought it was a miracle banget karena banyak orang yang sudah coba sampai lima, enam kali aja banyak yang belum dapat kesempatan untuk audisi," ujarnya pada SBS Indonesian.

Tati bukanlah keturunan Indonesia pertama yang tampil di MasterChef Australia. 'The Dessert King' Reynold Poernomo, salah satu pemilik KOI Dessert Bar yang terkenal di Sydney, tampil di ajang memasak para homecook tersebut di tahun 2015 dan bertahan hingga empat besar.

Tati mengakui bahwa masakan tradisional Indonesia lah yang membuat dirinya berbeda. 

"Waktu audisi pun saya mention saya mau memperkenalkan masakan Indonesia di MasterChef," ujarnya dengan menambahkan bahwa MasterChef memiliki keuntungan tersendiri karena disiarkan juga di beberapa negara lainnya.

"Saya ingin sekali melihat masakan Indonesia itu mendapat pengakuan di MasterChef.

"Dalam benak saya.. setiap kali ada kesempatan di invention test dimana saya boleh memakai semua di pantry dan garden, saya mau kalau bisa masakan Indonesia atau at least masakan Asia begitu.. tergantung challenge nya."

Ketradisionalannya ini juga terlihat dari seringnya ia menggunakan daun pisang sebagai fitur dari masakannya, sangat sering hingga ia mengatakan ada bangku khusus yang disediakan untuknya agar dapat menggapai daun pisang yang terlalu tinggi untuk postur tubuhnya yang mungil.
Tati MasterChef
Tati has got two chances on getting the immunity pin, facing the professional chefs. (Photo credit: MasterChef Australia) Source: MasterChef Australia
Mengakui nasi uduk sebagai salah satu makanan favoritnya, Tati mengatakan ia adalah seorang yang 'fussy' saat berurusan dengan makanan.  

"Kalau makan nggak enak mendingan saya pulang, bikin dadar telor, terus bikin sambel kecap.. nasi panas.. masih mending ketimbang harus makan yang nggak enak gitu," akunya.

"Dari dulu senang masak, dari kecil kebetulan tinggal sama nenek dan nenek selalu suka memasak walaupun masakannya simple tapi dia selalu.. kalau masakan Indonesia selalu berani bumbu ya.. ." 

Salah satu resep sang nenek, rempeyek kacang dengan kemiri, dibuat Tati saat episode 'Secret Week'. Di luar dugaan, bertubi-tubi pujian datang tidak hanya dari para juri tetapi juga dari masyarakat luas bahkan dari luar Australia.
Mengetahui bahwa peyek kacang buatannya menerima tanggapan positif dalam kompetisi ini serta karena banyaknya permintaan, Tati Carlin kini serius memulai bisnis rempeyek kacang di kediamannya meski mengaku proses produksinya sangatlah menghabiskan waktu.

"Bisa beberapa jam untuk satu resep saja," ujarnya.
Kini, meski menghabiskan dua hari dalam seminggu untuk lebih mengenal kue dan makanan pencuci mulut lainnya dengan bekerja di bakehouse milik Gary Cooper, Tati mengatakan ia masih memiliki keinginan untuk terus memperkenalkan masakan Indonesia. 

"Saya masih mau idealis dengan mau banyak memperkenalkan masakan Indonesia.. di Instagram dan di YouTube," ujarnya. "Jadi pengennya punya YouTube channel sendiri.

"Mungkin gak ada uangnya kecuali followernya jutaan.. Tapi buat saya, kontribusi saya ke society adalah ya dengan memperkenalkan masakan indonesia."

Perempuan yang sudah 11 tahun tinggal di Australia ini berharap agar masakannya ini juga dapat disesuaikan dengan bahan-bahan yang dapat ditemukan di negeri ini.

"Ingin juga twist dengan ingredients yang secara seasonal ada di Australia," ujarnya.

"Jadi masakan Indonesia.. saya bisa bikin otentik, tapi bisa juga yang agak fusion sesuai dengan situasi kita tinggal di Australia."   

Dengarkan obrolan lengkapnya di podcast kami.

Share