Kekhawatiran akan Kembali Terjadinya Tsunami di Indonesia

Pemerintah Indonesia meningkatkan status siaga gunung api Anak Krakatau ke tingkat tertinggi kedua dan lebih dari dua kali lipat zona eksklusi menjadi radius 5 km.

Anak Krakatau erupting

Anak Krakatau erupting in Lampung, Indonesia, after triggering a deadly tsunami. Source: AAP

Pihak berwenang Indonesia telah memperluas zona pengecualian di sekitar gunung berapi yang memicu tsunami dahsyat di Sumatra dan Jawa.

Badan vulkanologi menaikkan status siaga gunung api Anak Krakatau ke tingkat tertinggi kedua dan lebih dari dua kali lipat zona pengecualian menjadi radius 5 km.

Letusan pada Sabtu malam menyebabkan sebagian dari pulau yang berada di Selat Sunda itu runtuh ke laut, menghasilkan gelombang tsunami lebih dari dua meter yang menewaskan sedikitnya 430 orang.

Pemerintah telah memperingatkan masyarakat di sekitar Selat Sunda untuk berada satu kilometer dari garis pantai karena risiko terjadinya kembali tsunami.
Data radar dari satelit, yang dikonversikan menjadi gambar, menunjukkan gunung api Anak Krakatau secara dramatis mengecil menyusul letusan hari Sabtu.

Foto satelit tidak tersedia karena tertutup awan tetapi gambar radar dari satelit Badan Eksplorasi Antariksa Jepang yang diambil sebelum dan sesudah letusan menunjukkan sisi barat daya gunung berapi itu telah menghilang.

Dave Petley, kepala penelitian dan inovasi di Universitas Sheffield yang menganalisis gambar serupa dari satelit Badan Antariksa Eropa, mengatakan mereka mendukung teori bahwa tanah longsor, yang sebagian besarnya ada di bawah laut, menyebabkan tsunami.

"Tantangannya sekarang adalah menafsirkan apa yang mungkin terjadi di gunung berapi itu, dan apa yang mungkin akan terjadi selanjutnya," katanya.

Anak Krakatau merupakan turunan dari gunung api Krakatau yang terkenal yang mempengaruhi iklim global ketika meletus hebat pada tahun 1883.

Anak Krakatau pertama kali muncul di atas permukaan laut pada tahun 1929, menurut badan vulkanologi Indonesia, dan sejak itu terus memperluas massa daratannya.

Baca selengkapnya .

Share
Published 27 December 2018 8:21pm
Source: SBS News

Share this with family and friends