Startup Unicorn Indonesia Masuki Pasar Australia

Perusahaan travel online Indonesia Traveloka melebarkan sayapnya melampaui Asia Tenggara untuk pertama kalinya ke Australia.

Online travel reservation

Online travel reservation is popular within the millennial generation. Source: Getty Images

Sejak berdiri tahun 2012 di Indonesia, perusahaan Online Travel Agency (OTA) Traveloka mulai mengembangkan bisnisnya secara bertahap ke wilayah Asia Tenggara -  Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina - dari 2015 hingga 2016. 

"Kami melihat adanya potensi besar di kawasan Asia Tenggara," ungkap Sufintri Rahayu, Direktur Public Relations Traveloka melalui pesan teks pada SBS Indonesian.

"Kami memiliki misi bahwa kehadiran Traveloka dapat membantu pengguna di Asia Tenggara untuk lebih mudah melakukan perjalanan melalui beragam pilihan produk perjalanan dan gaya hidup melalui satu platform."

Perusahaan startup yang kini merupakan satu dari empat "unicorn" yang dimiliki Indonesia itu memandang Asia Tenggara sebagai pasar dengan pertumbuhan tinggi dan berkembang pesat. 

"Data dari Google menujukkan bahwa, pada tahun 2018 ini total pengguna internet di kawasan Asia Tenggara ada sebanyak 350 juta, dengan penetrasi internet di kawasan Asia Tenggara yang mencapai lebih dari 50 persen," jelasnya.

Kini di usianya yang ke tujuh, Traveloka .

Ms Rahayu menyampaikan bahwa secara umum Australia merupakan negara yang memiliki infrastruktur lebih baik dari sisi koneksi, pembayaran, dan adopsi internet. 

"Hal ini [ekspansi ke Australia] juga sejalan dengan kemitraan kami dengan Kementerian Pariwisata sebagai mitra co-branding Wonderful Indonesia," jelas Ms Rahayu.

Pasar Australia sendiri dipandang sebagai salah satu pasar pariwisata yang cukup menjanjikan, dimana kunjungan wisman dari Australia ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Warga Australia sangat gemar berwisata ke Bali dan beberapa daerah di sekitarnya, termasuk Lombok," ungkapnya.

Tetapi dapatkah Traveloka bersaing dengan para pemain yang lebih mapan dari sisi branding, pengetahuan lokal, dan pemasaran di Australia, seperti misalnya Booking, Agoda, Expedia, Trivago, Flight Centre, dan Webjet?

Laporan dari perusahaan riset industri wisata menyebutkan bahwa travel online di Australia dan Selandia Baru diprediksikan bertumbuh hampir 50 persen lebih cepat dibandingkan dengan pasar wisata keseluruhan, bertumbuh enam hingga delapan persen per tahun hingga 2022.

"Meski pihak pemasok dan juga OTA sama-sama membantu menumbuhkan besaran persentase online secara keseluruhan, tetapi pertumbuhan secara online ini akan didominasi oleh OTA, yang total pemesanan perjalanannya akan naik menjadi 15 persen pada tahun 2022," tulis laporan tersebut.

Dilaporkan bahwa layanan Traveloka - untuk memesan penerbangan, akomodasi hotel, transfer bandara dan tiket tempat wisata dan kegiatan -  kini tersedia dan dapat diakses oleh pengguna di Australia melalui website dan juga aplikasi telepon pintar.

Share
Published 8 March 2019 11:31am
Updated 8 March 2019 11:36am
By Tia Ardha


Share this with family and friends